Rabu, 31 Agustus 2016

MENIKMATI KEINDAHAN CURUG KEMBAR BERSAMA ANSHULA

MENIKMATI KEINDAHAN CURUG KEMBAR BERSAMA ANSHULA
Oleh Juliana H.S.
Manajemen Bencana Cohort 6

          Perjalanan saya kali ini berbeda dengan perjalanan yang saya lakukan bersama teman-teman penggila adventure sebelumnya. Ada yang istimewa, mengapa istimewa? ini dikarenakan keikutsertaan saya dalam organisasi  pencinta alam  kampus tercinta Universitas Pertahanan Indonesia yaitu  ANSHULA. Sebagai salah satu persyaratan yang ditetapkan ANSHULA untuk menjadi anggotanya adalah melakukan perjalanan/ tracking, dan lokasi nya adalah Curug Kembar  yang berada pada desa Cibereum kampung Cibadak Kecamatan Sukamakmur Sentul.             Memang akhir-akhir ini daerah Sentul menjadi alternatif destinasi wisata yang ramai dikunjungi  untuk mengisi libur akhir pekan. Beberapa pilihan curug diantaranya curug Leuwi Hejo, curug Putri Kencana, dan curug Kembar. Sebenarnya  masih banyak curug tersembunyi lainnya yang masih alami belum terjamah  dan dikunjungi oleh traveler yaitu curug Hordeng, curug Ciburial, dan semuanya berada di wilayah Sentul.
Perjalanan ke Curug Kembar dilakukan pada hari sabtu tanggal 29 Januari 2015 yang diikuti oleh 7 (tujuh) calon anggota baru ANSHULA yaitu Irvan, Ella, Dian, Maya, Dicky, Ardi, dan saya sendiri Jilli. Panitia yang ikut serta dalam perjalanan/ trekking berjumlah 5 orang yaitu Riqki (Senior Anshula), Amril (ketua ANSHULA), Wheni, Yenni, Debby, dan 2 (dua) orang sahabat ANSHULA yaitu Dessi dan Febrian .
            Sebelum berangkat ke curug Kembar kami melakukan meeting point di mess UNHAN. Perjalanan yang seharusnya dilakukan pukul 06.30 wib mundur dikarenakan persiapan dan memulai perjalanan pukul 07:30 Wib pagi  mengendarai motor menuju lokasi curug Kembar. Kendaraan bermotor ada sekitar 7  yang ikut dalam rombongan. Kami melewati pedesaan di kawasan Kecamatan Suka makmur, menuju Cibadak.
            Kami melewati jalan desa yang cukup sempit. Di beberapa titik terdapat tanjakan dan turunan yang cukup curam bahkan licin. Saya sangat terkesan dengan pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang begitu indah dan masih alami. Kanan kiri jalan masih banyak dijumpai sawah-sawah dengan perbukitan. Udaranya pun masih bersih tanpa polusi. 

 Sawah desa Cibadak

            Pada pukul 08.30 kami sampai di ujung desa Cibadak tempat kami memarkir kendaraan roda dua di sebuah warung. Perjalanan tidak dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor dikarenakan jalan desa sedang dalam perbaikan dan tidak diperbolehkan untuk meneruskan perjalanan dengan kendaraan bermotor. Di warung ini pula kami langsung membayar retribusi masuk ke curug Kembar sebesar Rp. 15.000,- dan biaya parkir kendaraaan roda dua Rp. 5. 000,-.  Cukup jauh  jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 km untuk sampai ke curug Kembar, melewati jalan setapak dan perkebunan penduduk. Pukul 11.30 wib kami juga sempat beristirahat untuk makan siang di sebuah warung bale (tempat persinggahan yang mulai banyak di sepanjang jalan ke curug Kembar) sekitar 1 (satu) jam kemudian kami melanjutkan kembali perjalanan.
            Perjalanan tracking menuju curug Kembar yang kami lakukan melewati jalan-jalan setapak dipinggir perbukitan, kontur tanah merah diselingi jurang di sisi sebelahnya. Puncak perbukitan yang berbaris sepanjang perjalanan begitu hijau dan indah sangat memanjakan mata kami. Sehingga tiada kata yang dapat terucap dari bibir saya selain decak kagum atas keindahan yang disuguhkan alam kepada kami.

Bukit perjalanan ke curug Kembar

         Setelah hampir 1 (satu) jam berjalan menyusuri jalan setapak, bebatuan, barulah kami menuruni bukit, dan mendapati pohon bertuliskan palang arah menuju curug Kembar tersebut. Kami mengikuti penunjuk arah tersebut. Hingga akhirnya kami menemui jalur sungai bebatuan dengan air yang agak keruh, dan arusnya deras ini disebabkan hujan, kami terus menyusuri jalan di pinggir sungai tersebut. Jalannya masih penuh dengan semak belukar. Sekitar 15 menit kemudian akhirnya kami sampai di curug kembar. Curug kembar ini relative dangkal dengan ketinggian tidak kurang dari 5 (lima) meter, airnya jernih dan menyegarkan, dengan arus yang tidak terlalu deras. Berdasarkan hasil diskusi dari ketua ANSHULA dan senior ANSHULA, kami diperbolehkan beristirahat sejenak dan bermain air curug Kembar sebelum acara prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA, sebagian lagi mempersiapkan makanan untuk makan bersama anggota.

Penunjuk Jalan Curug Kembar

Tepat pada pukul 03.00 wib setelah selesai menikmati makan bersama dan beristirahat sejenak, acara pelantikan dilaksanakan. Upacara pelantikan dilakukan dengan penuh khidmat, satu persatu dari kami calon anggota ANSHULA diberikan slayer kebanggaan,setelah mengucap janji dan kode etik pencinta alam. Suatu kebanggaan untuk saya menjadi bagian dari keluarga besar ANSHULA. 

Prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA

      Acara pelantikan selesai tepat pada pukul 03.30 wib, dikarenakan cuaca di curug Kembar mulai mendung dan hujan pun mulai turun kami bersiap untuk kembali ke mess UNHAN.  Mengutip pepatah “ Leave nothing but footprints, take nothing but picture, and kill nothing but time “. Semoga dengan ANSHULA saya menjadi pribadi yang peduli dengan alam dan menghargai kehidupan. Kesederhanaan, kekompakan, rasa persaudaraan serta benar-benar meyakini akan kebesaran Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar