MENIKMATI KEINDAHAN CURUG KEMBAR BERSAMA ANSHULA
Oleh Juliana H.S.
Manajemen Bencana Cohort 6
Perjalanan
saya kali ini berbeda dengan perjalanan yang saya lakukan bersama teman-teman
penggila adventure sebelumnya. Ada yang istimewa, mengapa istimewa? ini dikarenakan
keikutsertaan saya dalam organisasi
pencinta alam kampus tercinta
Universitas Pertahanan Indonesia yaitu
ANSHULA. Sebagai salah satu persyaratan yang ditetapkan ANSHULA untuk
menjadi anggotanya adalah melakukan perjalanan/ tracking, dan lokasi nya adalah
Curug Kembar yang berada pada desa
Cibereum kampung Cibadak Kecamatan Sukamakmur Sentul. Memang akhir-akhir ini daerah Sentul menjadi alternatif
destinasi wisata yang ramai dikunjungi untuk mengisi libur akhir pekan. Beberapa
pilihan curug diantaranya curug Leuwi Hejo, curug Putri Kencana, dan curug
Kembar. Sebenarnya masih banyak curug
tersembunyi lainnya yang masih alami belum terjamah dan dikunjungi oleh traveler yaitu curug
Hordeng, curug Ciburial, dan semuanya berada di wilayah Sentul.
Perjalanan
ke Curug Kembar dilakukan pada hari sabtu tanggal 29 Januari 2015 yang diikuti
oleh 7 (tujuh) calon anggota baru ANSHULA yaitu Irvan, Ella, Dian, Maya, Dicky,
Ardi, dan saya sendiri Jilli. Panitia yang ikut serta dalam perjalanan/
trekking berjumlah 5 orang yaitu Riqki (Senior Anshula), Amril (ketua ANSHULA),
Wheni, Yenni, Debby, dan 2 (dua) orang sahabat ANSHULA yaitu Dessi dan Febrian .
Sebelum berangkat ke curug Kembar
kami melakukan meeting point di mess UNHAN. Perjalanan yang seharusnya
dilakukan pukul 06.30 wib mundur dikarenakan persiapan dan memulai perjalanan
pukul 07:30 Wib pagi mengendarai motor menuju
lokasi curug Kembar. Kendaraan bermotor ada sekitar 7 yang ikut dalam rombongan. Kami melewati
pedesaan di kawasan Kecamatan Suka makmur, menuju Cibadak.
Kami melewati jalan desa yang cukup sempit. Di beberapa titik terdapat tanjakan dan turunan yang cukup curam bahkan licin. Saya sangat terkesan dengan pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang begitu indah dan masih alami. Kanan kiri jalan masih banyak dijumpai sawah-sawah dengan perbukitan. Udaranya pun masih bersih tanpa polusi.
Kami melewati jalan desa yang cukup sempit. Di beberapa titik terdapat tanjakan dan turunan yang cukup curam bahkan licin. Saya sangat terkesan dengan pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang begitu indah dan masih alami. Kanan kiri jalan masih banyak dijumpai sawah-sawah dengan perbukitan. Udaranya pun masih bersih tanpa polusi.
Pada pukul 08.30 kami sampai di
ujung desa Cibadak tempat kami memarkir kendaraan roda dua di sebuah warung.
Perjalanan tidak dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor dikarenakan jalan
desa sedang dalam perbaikan dan tidak diperbolehkan untuk meneruskan perjalanan
dengan kendaraan bermotor. Di warung ini pula kami langsung membayar retribusi
masuk ke curug Kembar sebesar Rp. 15.000,- dan biaya parkir kendaraaan roda dua
Rp. 5. 000,-. Cukup jauh jarak yang harus ditempuh dengan berjalan
kaki sekitar 3 km untuk sampai ke curug Kembar, melewati jalan setapak dan
perkebunan penduduk. Pukul 11.30 wib kami juga sempat beristirahat untuk makan
siang di sebuah warung bale (tempat persinggahan yang mulai banyak di sepanjang
jalan ke curug Kembar) sekitar 1 (satu) jam kemudian kami melanjutkan kembali
perjalanan.
Perjalanan tracking menuju curug
Kembar yang kami lakukan melewati jalan-jalan setapak dipinggir perbukitan, kontur
tanah merah diselingi jurang di sisi sebelahnya. Puncak perbukitan yang
berbaris sepanjang perjalanan begitu hijau dan indah sangat memanjakan mata
kami. Sehingga tiada kata yang dapat terucap dari bibir saya selain decak kagum
atas keindahan yang disuguhkan alam kepada kami.
Bukit perjalanan ke curug Kembar
Setelah
hampir 1 (satu) jam berjalan menyusuri jalan setapak, bebatuan, barulah kami
menuruni bukit, dan mendapati pohon bertuliskan palang arah menuju curug Kembar
tersebut. Kami mengikuti penunjuk arah tersebut. Hingga akhirnya kami menemui
jalur sungai bebatuan dengan air yang agak keruh, dan arusnya deras ini
disebabkan hujan, kami terus menyusuri jalan di pinggir sungai tersebut.
Jalannya masih penuh dengan semak belukar. Sekitar 15 menit kemudian akhirnya
kami sampai di curug kembar. Curug kembar ini relative dangkal dengan
ketinggian tidak kurang dari 5 (lima) meter, airnya jernih dan menyegarkan,
dengan arus yang tidak terlalu deras. Berdasarkan hasil diskusi dari ketua ANSHULA
dan senior ANSHULA, kami diperbolehkan beristirahat sejenak dan bermain air
curug Kembar sebelum acara prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA, sebagian
lagi mempersiapkan makanan untuk makan bersama anggota.
Penunjuk Jalan Curug Kembar
Tepat pada pukul 03.00 wib setelah selesai menikmati makan
bersama dan beristirahat sejenak, acara pelantikan dilaksanakan. Upacara pelantikan
dilakukan dengan penuh khidmat, satu persatu dari kami calon anggota ANSHULA
diberikan slayer kebanggaan,setelah mengucap janji dan kode etik pencinta alam.
Suatu kebanggaan untuk saya menjadi bagian dari keluarga besar ANSHULA.
Prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA
Acara pelantikan selesai tepat pada pukul 03.30
wib, dikarenakan cuaca di curug Kembar mulai mendung dan hujan pun mulai turun
kami bersiap untuk kembali ke mess UNHAN. Mengutip pepatah “ Leave nothing but
footprints, take nothing but picture, and kill nothing but time “. Semoga
dengan ANSHULA saya menjadi pribadi yang peduli dengan alam dan menghargai
kehidupan. Kesederhanaan, kekompakan, rasa persaudaraan serta benar-benar
meyakini akan kebesaran Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar