Rabu, 31 Agustus 2016

MARS ANSHULA


MARS ANSHULA







MARS ANSHULA

Kami Putra-Putri Bangsa Indonesia
Putra-Putri Pecinta Alam Nusantara
Kami Putra-Putri Bangsa Indonesia
Pionir Bela Negara

Universitas Pertahanan Indonesia
Tempat Menempa Raga Cipta dan Karsa
Lestarikan Alam Karya Sang Pencipta
Cintai Alam Indonesia

Reff:
Gunung Hingga Lautan Kami Jelajahi
Tangguh Bersatu Berbakti Mengabdi
Bumi, Banyu dan Bayu Ibu Pertiwi
Ksatria Wanaprastha Bhakti Pertiwi

Ciptaan : Pelopor Anshula

MENIKMATI KEINDAHAN CURUG KEMBAR BERSAMA ANSHULA

MENIKMATI KEINDAHAN CURUG KEMBAR BERSAMA ANSHULA
Oleh Juliana H.S.
Manajemen Bencana Cohort 6

          Perjalanan saya kali ini berbeda dengan perjalanan yang saya lakukan bersama teman-teman penggila adventure sebelumnya. Ada yang istimewa, mengapa istimewa? ini dikarenakan keikutsertaan saya dalam organisasi  pencinta alam  kampus tercinta Universitas Pertahanan Indonesia yaitu  ANSHULA. Sebagai salah satu persyaratan yang ditetapkan ANSHULA untuk menjadi anggotanya adalah melakukan perjalanan/ tracking, dan lokasi nya adalah Curug Kembar  yang berada pada desa Cibereum kampung Cibadak Kecamatan Sukamakmur Sentul.             Memang akhir-akhir ini daerah Sentul menjadi alternatif destinasi wisata yang ramai dikunjungi  untuk mengisi libur akhir pekan. Beberapa pilihan curug diantaranya curug Leuwi Hejo, curug Putri Kencana, dan curug Kembar. Sebenarnya  masih banyak curug tersembunyi lainnya yang masih alami belum terjamah  dan dikunjungi oleh traveler yaitu curug Hordeng, curug Ciburial, dan semuanya berada di wilayah Sentul.
Perjalanan ke Curug Kembar dilakukan pada hari sabtu tanggal 29 Januari 2015 yang diikuti oleh 7 (tujuh) calon anggota baru ANSHULA yaitu Irvan, Ella, Dian, Maya, Dicky, Ardi, dan saya sendiri Jilli. Panitia yang ikut serta dalam perjalanan/ trekking berjumlah 5 orang yaitu Riqki (Senior Anshula), Amril (ketua ANSHULA), Wheni, Yenni, Debby, dan 2 (dua) orang sahabat ANSHULA yaitu Dessi dan Febrian .
            Sebelum berangkat ke curug Kembar kami melakukan meeting point di mess UNHAN. Perjalanan yang seharusnya dilakukan pukul 06.30 wib mundur dikarenakan persiapan dan memulai perjalanan pukul 07:30 Wib pagi  mengendarai motor menuju lokasi curug Kembar. Kendaraan bermotor ada sekitar 7  yang ikut dalam rombongan. Kami melewati pedesaan di kawasan Kecamatan Suka makmur, menuju Cibadak.
            Kami melewati jalan desa yang cukup sempit. Di beberapa titik terdapat tanjakan dan turunan yang cukup curam bahkan licin. Saya sangat terkesan dengan pemandangan alam di sepanjang perjalanan yang begitu indah dan masih alami. Kanan kiri jalan masih banyak dijumpai sawah-sawah dengan perbukitan. Udaranya pun masih bersih tanpa polusi. 

 Sawah desa Cibadak

            Pada pukul 08.30 kami sampai di ujung desa Cibadak tempat kami memarkir kendaraan roda dua di sebuah warung. Perjalanan tidak dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor dikarenakan jalan desa sedang dalam perbaikan dan tidak diperbolehkan untuk meneruskan perjalanan dengan kendaraan bermotor. Di warung ini pula kami langsung membayar retribusi masuk ke curug Kembar sebesar Rp. 15.000,- dan biaya parkir kendaraaan roda dua Rp. 5. 000,-.  Cukup jauh  jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 3 km untuk sampai ke curug Kembar, melewati jalan setapak dan perkebunan penduduk. Pukul 11.30 wib kami juga sempat beristirahat untuk makan siang di sebuah warung bale (tempat persinggahan yang mulai banyak di sepanjang jalan ke curug Kembar) sekitar 1 (satu) jam kemudian kami melanjutkan kembali perjalanan.
            Perjalanan tracking menuju curug Kembar yang kami lakukan melewati jalan-jalan setapak dipinggir perbukitan, kontur tanah merah diselingi jurang di sisi sebelahnya. Puncak perbukitan yang berbaris sepanjang perjalanan begitu hijau dan indah sangat memanjakan mata kami. Sehingga tiada kata yang dapat terucap dari bibir saya selain decak kagum atas keindahan yang disuguhkan alam kepada kami.

Bukit perjalanan ke curug Kembar

         Setelah hampir 1 (satu) jam berjalan menyusuri jalan setapak, bebatuan, barulah kami menuruni bukit, dan mendapati pohon bertuliskan palang arah menuju curug Kembar tersebut. Kami mengikuti penunjuk arah tersebut. Hingga akhirnya kami menemui jalur sungai bebatuan dengan air yang agak keruh, dan arusnya deras ini disebabkan hujan, kami terus menyusuri jalan di pinggir sungai tersebut. Jalannya masih penuh dengan semak belukar. Sekitar 15 menit kemudian akhirnya kami sampai di curug kembar. Curug kembar ini relative dangkal dengan ketinggian tidak kurang dari 5 (lima) meter, airnya jernih dan menyegarkan, dengan arus yang tidak terlalu deras. Berdasarkan hasil diskusi dari ketua ANSHULA dan senior ANSHULA, kami diperbolehkan beristirahat sejenak dan bermain air curug Kembar sebelum acara prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA, sebagian lagi mempersiapkan makanan untuk makan bersama anggota.

Penunjuk Jalan Curug Kembar

Tepat pada pukul 03.00 wib setelah selesai menikmati makan bersama dan beristirahat sejenak, acara pelantikan dilaksanakan. Upacara pelantikan dilakukan dengan penuh khidmat, satu persatu dari kami calon anggota ANSHULA diberikan slayer kebanggaan,setelah mengucap janji dan kode etik pencinta alam. Suatu kebanggaan untuk saya menjadi bagian dari keluarga besar ANSHULA. 

Prosesi pelantikan calon anggota ANSHULA

      Acara pelantikan selesai tepat pada pukul 03.30 wib, dikarenakan cuaca di curug Kembar mulai mendung dan hujan pun mulai turun kami bersiap untuk kembali ke mess UNHAN.  Mengutip pepatah “ Leave nothing but footprints, take nothing but picture, and kill nothing but time “. Semoga dengan ANSHULA saya menjadi pribadi yang peduli dengan alam dan menghargai kehidupan. Kesederhanaan, kekompakan, rasa persaudaraan serta benar-benar meyakini akan kebesaran Tuhan. 

PERJALANAN PANJANG

PERJALANAN PANJANG

Oleh Dian Maria Andriani
Mahasiswa Ekonomi Pertahanan Cohort 6

Pagi ini aku melarikan diri (lagi) dari beberapa tumpukan pekerjaan. Meninggalkan beberapa tanggung jawab yang tentunya harus aku selesaikan. Sejenak berlibur mengikuti kegiatan yang sepertinya sangat menyenangkan. Anshula, merupakan UKM Kampus Pertahanan yang konon katanya merupakan tempat berkumpulnya para pecinta alam. Banyak melakukan kegiatan yang bisa dibilang menantang dan tentunya akan melahirkan banyak kenangan. Sebelum memutuskan untuk ikut bergabung pada kegiatan tersebut sekilas terbersit diingatanku bahwa bukankah pada dasarnya hidup adalah keseimbangan. Jadi apa salahnya jika aku mencoba untuk mencari kebahagiaan lain diluar sana, pasti akan sangat menyenangkan bisa berkumpul dengan banyak teman, melakukan perjalanan jauh yang pastinya akan sangat menyenangkan, memotret banyak kejadian yang nantinya bisa aku tambahkan kedalam album kenangan agar nantinya bisa aku ceritakan kembali.
Perjalanan menuju Curug Kembar dimulai tentunya dengan diawali doa bersama sebelum keberangkatan. Perjalanan yang menghabiskan waktu 1 satu hingga 2 jam ini bisa dikatakan cukup menyenangkan mengingat jalan yang kami lalui ternyata penuh dengan tanjakan. Ketika motor tidak sanggup menaklukkan tingginya tanjakan tersebut, aku dengan spontan turun dari motor dan memilih untuk berjalan kaki. Cukup melelahkan mengingat pada saat itu aku kurang tidur dan belum sempat sarapan. Tetapi walaupun demikian semangatku untuk tetap berjalan mengalahkan kantuk di mata dan lapar di perut. Melihat letih di wajahku, teman yang bersamaku tidak tega membiarkan ku berjalan sendirian, dia mengalah dan membiarkanku untuk mengendarai motor sendirian menaklukkan tanjakan-tanjakan yang sudah menunggu di depan sana. Tadinya aku ragu, karena sebenarnya akupun tidak tega membiarkannya berjalan sendirian. Tetapi temanku tetap memaksa sehingga akupun mengikuti keinginannya untuk sendirian mengendarai motor. Dengan perasaan cemas aku menunggunya di ujung tanjakan takut kalau temanku tidak kuat berjalan. Sampai akhirnya ada sebuah mobil pick-up yang mengantarkan banyak barang melintas melewatiku dan kulihat temanku ada diatas tumpukan tersebut sambil tertawa. Akupun dengan sontak ikut tertawa karenanya, syukurlah dia tidak pingsan di jalan hahaha (tawaku pecah).
Beberapa lama berjalan kemudian mobil pick-up yang mengangkut temanku tadi berhenti dan di ikuti oleh teman-temanku lainnya. Ternyata jalan menuju lokasi Curug Kembar sedang diperbaiki sehingga tidak bisa dilewati oleh kendaraan bermotor dan hanya dapat di tempuh dengan berjalan kaki saja. Mengetahui hal itu tim panitia kegiatan mencoba untuk berdiskusi mencari solusi, apa yang seharusnya kami lakukan. Sementara tim panitia masih berdiskusi, aku dikejutkan dengan banyaknya anjing yang berkeliaran. Aku yang notabenenya memiliki ketakutan berlebihan terhadap anjing yang biasa disebut phobia, sontak tiba-tiba menjerit histeris, menunjukkan reaksi penuh rasa takut. Badanku sudah gemetaran, ingatanku seolah kembali pada kejadian dimasa kecilku dimana pada saat itu aku masih berusia 7 tahun dan aku pernah dikejar anjing milik tetanggaku dan anjing itu hampir menggigit kakiku. Kenangan yang sampai sekarang membuatku merinding jika aku melihat ada anjing disekitarku. Mengetahui ketakutanku, beberapa temanku mencoba untuk menenangkanku dan menjauhkan anjing-anjing tersebut dariku. Setelah anjing-anjing tersebut berlalu, ketua tim Anshula mengumumkan bahwa perjalanan kami akan terus dilanjutkan dengan berjalan kaki. Pada saat itu banyak ketakutan bermunculan di kepalaku. Apakah aku mampu berjalan sejauh itu dengan kondisi yang tidak fit? Bagaimana jika nanti aku tiba-tiba pingsan dan malah menyusahkan banyak orang? Atau bagaimana jika nanti diperjalanan aku akan bertemu dengan banyak anjing hutan? Bisa-bisa aku mati mendadak (pikiran yang paling berlebihan sih hahaha). Tapi aku sudah terlanjur berada disini bukan? Jadi kenapa aku harus menyerah pada keadaan (banyak hal-hal aneh dikepalaku seolah mereka sedang berperang), sampai pada akhirnya mungkin sisa keberanian dan pantang mundur yang aku miliki menang mengalahkan rasa takutku. Dan aku dengan penuh keyakinan mulai melangkah selangkah demi selangkah jalanan yang mulai kian menanjak.
Sudah cukup lama berjalan, nafasku pun mulai terengah-engah. Aku benar-benar berusaha berjalan sekuat tenagaku, tidak lupa setiap kali kehabisan tenaga aku mencoba berhenti sejenak untuk beristirahat dan mengumpulkan kembali tenaga agar bisa melanjutkan perjalanan. Selang beberapa menit kemudian akhirnya aku dan beberapa teman lainnya tiba di satu titik dimana ketika kami berdiri disana kami bisa melihat pemandangan yang begitu indah dengan gunung sebagai latarnya. 

“ Kami Siap Untuk Mendaki”
Perjalanan yang sangat jauh dan melelahkan. Naik turun dengan medan yang cukup mengerikan. Dengan berlatarkan pemandangan gunung yang begitu indah. Semoga perjalanan ini menjadi kenangan yang tak terlupakan.

Setelah puas berfoto, kamipun melanjutkan perjalanan kami. Tadinya aku berfikir bahwa perjalanan ini akan segera berakhir dan aku akan segera menjumpai air sejuk yang tentunya sangat menyegarkan. Tetapi ternyata aku salah, perjalanan masih panjang dan titik dimana kami berfoto ini masih belum ada separuh jalan. Kami harus terus berjalan melewati banyak perkebunan milik warga, seperti kebun kopi, kebun singkong dan tentunya area persawahan. Dengan mengumpulkan segenap tenaga dan semangat aku kembali berjalan melangkahkan kaki dengan penuh keyakinan bahwa aku mampu dan aku bisa mencapai lokasi tujuan. Aku dan beberapa orang temanku yang berada di posisi paling depan berjalan terus hingga pada akhirnya kami menemukan sebuah tempat peristirahatan yaitu warung kecil milik warga sekitar yang memang sengaja berjualan disana, melayani para pelancong yang kelelahan. Sambil menunggu teman-teman lain yang masih dalam perjalanan, aku memutuskan untuk duduk sejenak, meneguk banyak air minum dan melahap beberapa gorengan yang dijual mengingat bahwa aku sedari pagi sudah menahan lapar. Tidak lama kemudian semua teman-teman sudah tiba diwarung peristirahatan dan pada saat itu kami memutuskan untuk menikmati santap pagi (sarapan yang terlambat sih) tapi tetap menyenangkan, karena kita berkumpul bersama menikmati makanan seadanya yang telah dipersiapkan oleh panitia sebelumnya. Setelah puas menikmati santap pagi, kamipun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ternyata perjalanan masih panjang kawan. Sudah hampir berjam-jam rasanya tetapi kami masih belum juga tiba di lokasi. Aku semakin kelelahan, terkadang sempat terlintas kembali rasa takut. Sungguh aku takut tidak bisa pulang kembali ke mess mengingat medan yang kami hadapi sangatlah mengerikan, tidak terbayangkan olehku apakah aku mampu untuk menaklukkan jalanan yang mendaki, sangat licin dan tentunya cukup berbahaya ini. Aku bahkan sempat mengeluh “aku rasanya benar-benar tidak ingin pulang, mengingat jalannya yang mengerikan seperti ini, bisa gak ya aku tinggal disini saja? terus besok pagi ada helikopter yang datang menjemputku?” Keluhanku semakin aneh terdengar sehingga senior pendahulu ku yang berjalan dibelakang ku tertawa terbahak-bahak mendengar setiap ocehanku.

Sampai pada akhirnya akupun menginjakkan kaki di tangga terakhir tempat Curug Kembar berada. Finally “Ya Allah akhirnya aku sampai juga”. Dan begitu melihat ada toilet aku langsung berlari menghampirinya. Sambil menunggu teman-teman yang lainnya aku dan beberapa teman yang tiba duluan memutuskan untuk duduk sejenak melepas penat hingga akhirnya salah satu temanku berdiri dan menarik tanganku dan berkata “ayo turun, airnya sudah di depan mata”. Dengan penuh semangat akupun ikut turun dan kulihat air mengalir dengan sangat indah. Dan yang pasti airnya sangat dingin dan penuh kesegaran. Aku tak henti-henti membasahi tanganku, ingin memberikan kesan sejuk bagi tubuhku yang sudah lelah. Sedang asik-asiknya bermain air tiba-tiba salah seorang temanku berkata “ayo naik, kita masih belum sampai di Curugnya, di atas jauh lebih bagus” mendengar hal itu sontak saja aku terkejut dan berkata “ya ampun, jadi kita masih belum sampai? Jadi kita masih harus berjalan? Setelah aku melihat ke atas, oh tidak aku harus menaiki jalan itu? Fikirku, mati sajalah aku, mana bisa aku naik kesana. Itu terlihat sangat tinggi sekali. Tapi ya sudahlah, aku sudah terlanjur sampai disini, apapun yang terjadi aku harus bisa melewatinya. Dan aku mengumpulkan segenap kemampuan, keberanian dan kekuatan tentunya untuk bisa naik walaupun dengan kondisi tanpa menggunakan sepatu.

Karena kami wanita tangguh yang mampu menyusuri hutan, mendaki tanpa takut jatuh, melupakan rasa sakit di kaki. Hanya terus menatap ke depan mencoba menaklukkan tantangan.


Wahai kawan pergilah ke titik paling bawah dari kebisaan, kenyamanan dan kemampuanmu. Rasakan bagaimana susah payahnya bertahan, berjuang dan kemudian merasakan kemenangan.


Akhirnya setelah jauh berjalan, setelah banyak duri yang menancap di kakiku. Tibalah aku di Curug Kembar dimana yang telihat hanya air dan bebatuan. Beberapa temanku tidak sabar dan langsung melompat ke dalam air, byuuuuur...cipratan airnya membahasi sedikit wajahku yang masih terlihat kelelahan. Dan tiba-tiba aku menjerit “wow airnya dingin dan sejuk luar biasa” benar-benar sekejap menghilangkan penat dan rasa sakit yang ada. Dengan segenap keberanian yang aku kumpulkan maka aku memutuskan untuk ikut bergabung dengan teman-temanku yang sudah terlebih dahulu berenang. Awalnya masih ada rasa takut, takut kalau nanti kelelep dan tenggelam. Takut kalau nanti tiba-tiba aku terpleset dan jatuh menghantam bebatuan, ketakutan-ketakutan seperti itu  terkadang suka bersarang di kepalaku. Tetapi akhirnya banyak teman-teman yang meyakinkanku dan ikut membantuku menghilangkan segala kecemasanku. Setelah asik bermain air bersama teman-teman, tibalah saat dimana pelantikan para anggota baru Anshula akan dimulai. Kami berbaris di dalam air sambil mendengarkan tata tertib acara yang dibawakan oleh panitia. Kami mengikuti rangkaian demi rangkaian acara dengan sangat hikmat dan kesungguhan.


Dan akhirnya kita sampai di titik ini. Membayar semua letih, menghapus semua tetes keringat dan menghilangkan semua kepenatan yang ada. Melupakan semua rasa sakit, melupakan medan perjalanan yang mengerikan untuk sejenak bisa merasakan dingin dan sejuknya mandi dan bermain air. Curug Kembar yang begitu indah hasil ciptaan Tuhan yang patut untuk kita syukuri dan harus kita jaga kelestariannya. Dengan penuh kebanggaan kami menyanyikan lagu Indonesia Raya tanda bahwa kami bangga menjadi rakyat Indonesia dan bersyukur tinggal di bumi Pertiwi yang penuh dengan keindahan alam untuk dinikmati.

“TERIMAKASIH SAHABAT ANSHULA”

Setelah acara pelantikan berakhir, kami melanjutkan acara dengan masak dan makan bersama. Hal yang sangat menyenangkan yang tentunya akan menjadi kenangan bagi kami nantinya. Tawa dan canda hadir menghapuskan tiap tetes keringat pada saat itu. Semua lelah pada akhirnya terbayarkan. Setelah puas bermain, haripun mulai mendung tanpa terasa titik-titik hujan sudah mulai membasahi tubuh kami. Kami pun bersiap-siap untuk kembali. Dengan menggunakan jas hujan dan perlengkapan lainnya, kami pun kembali berjalan menghadapi tantangan dan rintangan. Berusaha menaklukkan tebing-tebing tinggi dan curam, mencari alternatif jalan lain yang dianggap lebih dekat dari rute sebelumnya. Dan lagi-lagi aku berusaha sekuat tenagaku untuk bisa melangkah, menaiki setiap pijakan-pijakan yang begitu licin dan batuan tajam serta tanaman-tanaman berduri. Jatuh bangun kali ini aku rasakan, mungkin karena pada saat itu hujan turun dengan sangat derasnya sehingga jalanan begitu sangat licin dan aku harus lebih berhati-hati dalam melangkah. Diantara tetesan keringat karena lelah telah tersamarkan dengan adanya tetesan air hujan yang mengguyur tubuhku. Masih terasa sangat asin bagiku, karena aku bisa merasakan bahwa kali ini aku sungguh merasakan lelah jauh dari sebelumnya. Tubuhku yang mulai menggigil kedinginan serta kakiku yang mulai merasakan sakit akibat jatuh dan terluka membuat aku semakin ingin cepat kembali. Ingin merasakan kehangatan. Tanpa ada keluhan, aku berjalan terus hingga tiba di tujuan. Waktu terasa begitu cepat, dalam perjalanan banyak canda dan tawa. Melelahkan memang, tapi di sela lelahku, aku cukup bahagia karena bisa melihat senyum dan tawa, merasakan banyaknya perhatian dan kebaikan yang ditawarkan oleh teman-teman ku. Terimakasih teman sudah menjadi penjaga, pelindung dan penambah rasa manis dalam tiap memori dan album kenangan yang saat itu sedang aku susun dalam ingatan. ^^

-SEKIAN-

PAPARAN MATRIKULASI UKM ANSHULA 2016

PAPARAN MATRIKULASI UKM ANSHULA 2016
Oleh Pelopor Anshula










Jumat, 04 Maret 2016

KALIBIRU: PANORAMA DARI ATAS RUMAH POHON

KALIBIRU: PANORAMA DARI ATAS RUMAH POHON

Foto pemandangan rumah pohon dan Waduk Sermo dari ketinggian

Wisata Alam Kalibiru adalah wisata dengan pemandangan alam pegunungan, terletak di perbukitan Menoreh Kulon Progo, Yogyakarta. Tempat wisata ini dibuka pada tahun 2012. Satu tahun belakangan ini Kalibiru menjadi wisata yang sedang trend di Yogyakarta karena efek dari masyarakat dan artis-artis yang memposting fotonya saat di Kalibiru ke media sosial. Akhirnya, Kalibiru pun saat ini menjadi tempat wisata alam yang digandrungi oleh masyarakat.
Untuk sampai ke Kalibiru, disarankan datang dengan membawa kendaraan pribadi baik motor atau mobil, karena jalan masuk dari Waduk Sermo menuju ke Kalibiru jauh dan tidak ada transportasi umum. Transportasi ojek hanya ada ketika mendekati kawasan Kalibiru. Kondisi di Kalibiru jalannya sudah beraspal, namun berliku-liku dengan tanjakan-turunan yang sangat curam. Di setiap beberapa meter, terdapat petugas (yang merupakan masyarakat sekitar) yang akan menjadi pengarah jalan menuju ke Kalibiru.
Jam operasional Kalibiru adalah pukul 08.00 - 18.00. Berikut ini adalah harga-harga tiket untuk masuk ke Kalibiru:
- Tiket memasuki kawasan Waduk Sermo Rp. 3,000/orang. Parkir motor Rp. 1,000
- Tiket Wisata Alam Kalibiru Rp. 10,000/orang
- Naik ke atas rumah pohon Rp. 15,000/orang 3 menit
- Jasa foto Rp. 5,000/foto (minimal 3 foto)
Pemandangan apa saja yang bisa kita nikmati di Kalibiru? Kita bisa melihat Waduk Sermo yang masih satu wilayah dengan wisata alam Kalibiru. Kemudian, setelah kita tiba di Kalibiru, kita bisa menikmati pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian.  Kita bisa naik ke atas rumah pohon untuk melihat pemandangan dari atas secara lebih luas. Walaupun saya takut ketinggian, tetapi saya memberanikan diri untuk naik ke atas rumah pohon, dan setelah sampai di atas, kamu bisa menyegarkan mata, pikiran, paru-paru, dan hati kamu. Seger di mata dan di hati pemandangan hijaunya!


Foto proses naik ke rumah pohon


Ada beberapa spot untuk naik ke atas rumah pohon. Untuk naik ke atas rumah pohon, saran saya lebih baik datang lebih pagi. Karena saya tiba di sana jam 10 pagi, ternyata di spot 2 sudah ada 50 orang yang antri untuk naik ke atas rumah pohon dengan total lama antrenya sekitar 3,5 jam. Akhirnya saya pilih ke spot 1 yang masih agak sepi, hanya antri 7 orang dengan waktu antre sekitar 30 menit. Untuk naik ke atas rumah pohon, satu orang hanya dibatasi waktu selama 3 menit. Dari atas rumah pohon, kita bisa melihat dan menikmati pemandangan Waduk Sermo dari ketinggian. Kita bisa menikmat pemandangan yang indah ditambah dengan sensasi jantung yang deg-degan karena takut ketinggian. Kalau datang ke Kalibiru, harus coba naik ke rumah pohonnya dan rasakan sensasinya!



Foto sedang menikmati pemandangan Waduk Sermo dari atas rumah pohon


Dengan dibukanya wisata alam Kalibiru ini, tidak hanya menjadi alternatif wisata alam bagi para pelancong, tetapi menjadi berkah juga bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Banyak masyarakat yang terlibat dalam mengelola wisata alam ini seperti menjadi guide untuk rumah pohon, penjual makanan dan minuman, tukang parkir, hingga masyarakat yang bertugas untuk memberi petunjuk jalan. Secara ekonomi, masyarakat sekitar mendapatkan manfaat dan rezeki dari dibukanya Kalibiru. Semoga kita sebagai pengunjung dan pihak dari pengelola tetap menjaga kelestarian Kalibiru ini agar tempat wisata ini bisa lebih berkembang nantinya. Jadi, mau lihat juga apa yang saya lihat di Kalibiru? Masih tidur-tiduran di rumah aja? Indonesia itu indah bro! Ayo explore dan support wisata lokal Indonesia!


Sabtu, 30 Januari 2016

MASA PENERIMAAN ANGGOTA (MPA) ANSHULA

MASA PENERIMAAN ANGGOTA (MPA) ANSHULA


     Kegiatan Masa Penerimaan Anggota (MPA) adalah kegiatan rutin yang dilakukan sebagai penerimaan calon anggota baru Anshula.Kegiatan ini merupakan wadah kepada mahasiswa Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN) untuk lebih mengenal alam serta kepedulian terhadap lingkungan, menjelajahi potensi alam di Indonesia serta sebagai pembawa visi dan misi kampus UNHAN sebagai pecinta alam yang memiliki jiwa bela negara. Serta untuk melaksanakan misi Anshula menjadi pionir falam upaya bela negra dan pelestarian lingkungan kedaulatan negara sebagai wujud pengejawantahan Pertahanan dan Keamanan Negara di darat, laut dan udara.




     Pelaksanaan perjalanan ini dilaksanakan pada hari sabtu-minggu tanggal 9-10 Januari 2016, yang bertempat pada Bumi Perkemahan Kawasan Kawah Ratu, Taman Nasional Halimun Salak (TNHS), Kawah Ratu dengan ketinggian 1.437 mdpl. Peserta yang mengikuti perjalanan terdiri dari mahasiswa UNHAN dan   angkatan 2015 dengan jumlah peserta 23 Orang.






PERJALANAN KE TAMAN NASIONAL HALIMUN SALAK (TNHS)

     Dalam melaksanakan perjalanan, kami mempersiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan selama perjalanan kami dilapangan. Sebelum berangkat kami melakukan briefing dari ketua Anshula Rizky Afriono untuk menyampaikan persiapan terakhir sebelum berangkat dan menyampaikan pesan dan harapan dari Karo Akademik (mewakili kampus) terhadap terlaksananya kegiatan MPA Anshula 2015,  setelah itu dilakukan doa dan foto bersama sebelum ke lokasi perkemahan.

    Keberangkatan kami dengan menggunakan 2 bus kampus dari Mess UNHAN yang telah diperbantukan dari pihak kami untuk mensukseskan kegiatan ini. Serta kami mendapat dua orang pendamping dari kampus yaitu Mayor Toha dan Mayor Rofiq, untuk melihat dan mendokumentasikan kegiatan MPA Anshula 2015 di lapangan.

     Setelah tiba di lokasi kami langsung berkoordinasi dengan pengelola perkemahan dan Volunteer TNHS, untuk mengurus administrasi dan perizinan menginap semalam di perkemahan dan untuk memasuki Kawah Ratu. Setelah selasai kami mendirikan tenda di blok C, lokasi perkemahan. Setelah mendirikan tenda kami ishoma. Saat siang dan sore hari kami melakukan pendataan dengan cara melakukan pengambilan data langsung dengan cara diskusi dengan warga yang ada di sekitar TNHS. Tema dari pendataan yang diambil adalah menanyakan kepada masyarakat sekitar mengenai potensi wisata yang ada di sekitar TNHS, bagaimana system keamanan dan Evakuasi ketika terjadi bencana di TNHS, harapan dan kesan masyarakat di sekitar kawasan terhadap pengelolaan TNHS.Setelah mendapatkan data kami kembali ke lokasi perkemahan.

Pada sore hari cuaca hujan yang menyebabkan sebagian beberapa tenda terendam, untuk mengantisipasinya disetiap tenda dibuat parit kecil untuk irigasi air jika terjadi hujan.Malam harinya dilakukan briefing untuk melakukan perjalanan besok di Kawah Ratu.


PERJALANAN KE KAWAH RATU

      Persiapan keberangkatan kami, dengan memasak untuk keperluan logistik makan pagi dan siang. Setelah itu melakukan packing tas dan membongkar tenda untuk diamankan di dalam bus. Tepat jam 8.30 kami melakukan perjalanan ke Kawah Ratu, peserta di bagi menjadi empat tim untuk memudahkan perjalanan. Tim 1 bertugas sebagai tim leader perjalanan yang memiliki tugas untuk menandai jalur perjalanan ke lokasi kawah ratu agar tidak ada tim keluar dari jalur. Tim 2 dan Tim 3 sebagai tim middle dan Tim 4 bertugas menjadi tim sweeper (Tim sapu bersih) untuk mengamankan jikalau ada barang dari Tim1, Tim 2 dan Tim 3 yang tercecer di jalan. Seluruh tim tiba di kawah ratu pukul 11.00-11.30 dengan estimasi perjalanan sekitar 2 jam 30 menit - 3 jam perjalanan. Setelah itu peserta istirahat dan menunggu prosesi pelantikan.Prosesi pelantikan dilakukan di Kawah Ratu dengan jumlah anggota baru 23 orang.Prosesinya sangat sederhana dengan penghormatan kepada bendera merah putih dan penyematan syalmerah maron dengan logo anshula kepada seluruh anggota. Setelah itu dipilih ketua Anshula dari angkatan 2015 dan ditunjuk Muhamad Amril Idrus sebagai ketua Anshula baru  serta dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari ketua lama kepada ketua baru.

     Setelah dilakukan acara pelantikan dan serah terima jabatan.Peserta diberikan waktu untuk istirahat dan mengabadikan momon di Kawah Ratu. Jam 14.00 seluruh tim berangkat kembali ke lokasi perkemahan. Perjalanan pulang membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 2 jam. Setelah tiba di tempat parkir bus peserta beristirahat dan membersihkan diri karena dijadwalkan jam 16.00 peserta kembali ke Mess UNHAN. Perjalanan ke mess sekitar 2 jam 30, dan kami sampai jam 18.30.

     Kegiatan MPA Anshula 2015 diselingi dengan operasi pembersihan pada jalur pendakian dari Bumi Perkemahan Kawasan Kawah Ratu, TamanNasional Halimun Salak (TNHS), kegiatan bersih-bersih di jalur pendakian merupakan upaya dari anggota untuk melestarikan kawasan hutan TNHS, serta sebagai pembelajaran kepada anggota baru untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah di sembarang tempat pada kawasan Taman Nasional. Karena saat ini banyak para penikmat alam, yang kurang peduli terhadap lingkungan dengan membuang sampah disembarang tempat saat melakukan kegiatan di alam bebas.


Kegiatan MPA